Perbandingan Vaksin Pfizer dan Sinovac Lebih Ampuh Mana untuk Menangkal Covid-19?
Dr. Faheem Younus bandingkan vaksin Pfizer dan vaksin Sinovac|@FaheemYounus|
Jurnalhits.com – Dr. Faheem Younus seorang dokter ahli penyakit dalam dan menular asal Amerika Serikat memberikan fakta terbaru hasil perbandingan vaksin Pfizer dan vaksin Sinovac.
Merujuk dari jurnal penelitian yang dirilis oleh laman The Lancet yang dipublikasikan pada 15 Juli 2021, dilaporkan adanya data komparatif tentang imunogenisitas vaksin SARS-CoV-2 pada tenaga kesehatan di Hong Kong yang sudah di vaksin Pfizer serta vaksin Sinovac.
Sebelum dilakukan penelitian terlebih dulu mengumpulkan sampel darah tenaga kesehatan sebelum divaksinasi, sebelum dosis vaksin kedua, dan 21-35 hari setelah vaksin kedua.
Uji sampel antibodi terhadap SARS-CoV-2 menggunakan metode ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assays) guna mendeteksi antibodi yang mengikat domain pengikatan reseptor lonjakan protein.
BACA JUGA:WHO Belum Merekomendasikan Pemakaian Vaksin Beda Merek Dosis 1 dan Dosis 2
Selain itu juga menguji sampel ELISA-positif untuk menetralkan antibodi dengan uji penetralisir virus pengganti (sVNT), selanjutnya tes netralisir pengurangan plak (PRNT) dengan virus aktif SARS-CoV-2.
Hasil penelitian mengungkap vaksin Pfizer menghasilkan tingkat antibodi 10 kali lipat lebih tinggi daripada vaksin Sinovac, dan kemungkinan lebih efektif menangkal virus Covid-19.
Namun penelitian ini tidak mengukur imunitas sel T atau limfosit T yang merupakan sebuah kelompok sel darah putih yang berperan utama pada kekebalan seluler.
Bahkan sebelumnya dr.Farhemm Younus sudah memberikan hasil foto dari kondisi paru-paru manusia sebelum dan sesudah divaksin Covid-19.
Hasil foto rontgen paru-paru yang sudah divaksin Covid-19 lebih bersih daripada paru-paru yang belum divaksin.
Dr. Faheem juga mengatakan siapapun bisa terpapar Covid-19 setelah mendapatkan vaksin, tetapi efek atau gejala klinis yang ditimbulkan lebih ringan.
“Anda bisa terkena COVID setelah vaksinasi tetapi biasanya penyakit ringan,” tulis dr Faheem Younus di akun twitter.