Serius! Sri Mulyani Paparkan PPKM Darurat Hingga 6 Minggu Demi Meningkatkan Laju Ekonomi Indonesia

Reporter: Endar Wardana |
Editor:Endar Wardana |
Senin 12-07-2021,21:48 WIB |


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati|@smindrawati|

Jurnalhits.com – Serius, Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan mengungkapkan skenario Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat selama 6 minggu di rapat virtual bersama Badan Anggaran DPR, pada hari Senin, 12 Juli 2021.

“PPKM Darurat selama 4-6 minggu dijalankan untuk menahan laju penyebaran kasus. Mobilitas masyarakat diharapkan menurun signifikan,” jelas Sri Mulyani, dalam paparannyan saat rapat bersama.

Sri Muyani menjelaskan, peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 akan berdampak dengan laju ekonomi Indonesia. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 4 persen sampai 5,4 persen saat kuartal III tahun 2021.

Proyeksi 4 persen untuk skenario berat sedangkan proyeksi 5,4 persen dibuat untuk skenario moderat. "Pemulihan ekonomi akan tertahan. Pertumbuhan ekonomi kuartal III diprediksi melambat ke 4 persen sampai 5,4 persen," ungkap Sri Mulyani.

BACA JUGA:Ingkar Janji? Presiden Jokowi Memutuskan Menjual Vaksin Covid-19 Lewat Kimia Farma, Berikut Reaksi Netizen

Skenario ini dirancang melalui berbagai pertimbangan pelaksanaan PPKM Darurat Jawa - Bali yang telah diterapkan pemerintah pada 3-20 Juli 2021. Begitu juga dengan perluasan PPKM Darurat di luar Jawa - Bali yang diberlakukan mulai hari ini.

Pada kuartal IV 2021, bendahara negara memperkirakan ekonomi akan berada di kisaran 4,6 persen untuk skenario berat. Sedangkan skenario moderatnya bisa mencapai 5,9 persen.

Sementara itu, proyeksi laju ekonomi sampai akhir tahun tidak berubah dari proyeksi terakhir yang disampaikan ke publik, sebesar 3,7 persen sampai 4,5 persen.

Prediksi ini masih mempertimbangkan ekonomi Indonesia yang  diperkirakan tumbuh di kisaran 7,1 persen hingga 7,5 persen pada kuartal II tahun ini.

BACA JUGA:Hindari 4 Makanan Ini Pasca Vaksin, Bisa Hambat Khasiat Vaksin

Selain pertumbuhan ekonomi, Sri Mulyani juga memperkirakan laju inflasi hingga akhir tahun, berada di kisaran 1,8 persen sampai 2,5 persen.

Sementara realisasi inflasi sampai semester I 2021 sebesar 1,33 persen. "Inflasi diharapkan meningkat bertahap di semester II sejalan ekspektasi membaiknya permintaan pasca PPKM Darurat dan akselerasi vaksinasi," terangnya.

Nilai tukar rupiah diperkirakan berada di kisaran Rp14.200 sampai Rp14.800 per dolar AS pada akhir tahun.

Kemudian, tingkat bunga SBN 10 tahun di kisaran 6,34 persen sampai 7,24 persen.

BACA JUGA:Dua Obat Ini Direkomendasikan Oleh WHO, Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19 Bergejala Parah

"Nilai tukar di akhir semester pertama cenderung melemah di tengah lonjakan kasus covid domestik dan respon market terhadap rencana normalisasi kebijakan moneter (bank sentral) AS dan berpotensi berlanjut pada semester kedua," timpal Sri Mulyani.

Sedangkan harga minyak mentah Indonesia (ICP) di kisaran US$55-65 per barel. lifting minyak 680 ribu sampai 705 ribu barel per hari dan lifting gas 987 ribu hingga 1,007 juta setara barel per hari.

Seperti halnya pemerintah yang sudah menurunkan proyeksi ekonomi Indonesia untuk 2021, Bank Indonesia (BI) juga kembali pesimis dengan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.

Khususnya efek penerapan kebijakan PPKM Darurat. "Asessment BI sementara dengan sebulan pelaksanaan PPKM Darurat maka pertumbuhan ekonomi diperkirakan 3,8 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo.

Angka ini lebih rendah dari revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebelumnya sudah dilakukan BI belum lama ini sebesar 4,1 persen sampai 5,1 persen. Sedangkan asumsi awal BI tadinya mencapai 4,8 persen sampai 5,8 persen. 

Sumber :

Berita Populer